Siswa-siswa Gen Z Salatiga Optimis Berkontribusi Untuk Pemilukada Tanpa Hoak
Salatiga- Sekitar 100 siswa-siswi sekolah SMA/SMK sederajat berkumpul di aula SMK 2 Kota Salatiga Jl. Parikesit, Grogol Salatiga baru-baru ini. Ada perwakilan 24 sekolah baik negeri maupun swasta belajar pentingnya literasi menjelang pelaksanaan pemilukada tanggal 17 Nopember mendatang.
Mereka belajar tentang bagaimana pemilu dilaksanakan di berbagai daerah secara serentak. Selain itu mereka berdiskusi tentang pentingnya demokrasi, munculnya hasutan dan informasi hoak, dan juga masalah regulasi terkait UU ITE.
PIC program Agus Triyono menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan literasi bagi mereka pemilih pemula yang masuk kategori generasi Z. Seperti diketahui lebih dari 50 persen penduduk di negeri ini mayoritas adalah generasi digital yang juga familiar disebut sebagai generasi strawberi.
“Sebagai pemilih pemula, mereka disadari sangat terbiasa dengan dunia digital. Dipastikan akan banyak diterpa dengan dunia digital yang makin masif. Setidaknya mereka kita bekali dengan kemampuan melakukan screening dengan pilar literasi yang kokoh agar mampu terarah secara baik,” tegas Agustri Litbang Mafindo dan juga penggiat literasi nusantara ini.
Seperti diketahui, kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Salatiga, KPU Salatiga, dan Diknas Cab.V Jawa Tengah.
Dalam kesempatan tersebut hadir Kadiskominfo Salatiga, Budi Prasetyono, Kacabdiknas wilayah V Jawa Tengah, Agung Wijayanto, dan Dewi dari KPU
Budi menyoroti pentingnya memahami pelaksanaan pilkada memiliki dampak yang luar biasa dengan berkembangnya teknologi informasi.
“Internet tidak terbantahkan dapat berdampak besar bagi pelaksanaan demokrasi, apalagi muncul banyak infornasi yang belum jelas kebenarannya, sehingga anak muda seperti siswa-siswa pemilih pemula ini harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup,” ujar Budi.
Sementara itu, Agung menilai bahwa kegiatan ini sangat menarik untuk dilakukan karena melibatkan siswa-siswa yang produktif dengan gadget atau handphone nya yang selalu tersambung dengan jaringan internet. Banyaknya konten-konten yang berkembang akan mampu membawa pengaruh yang besar terhadap psikologis siswa, dan itu harus diwaspadai,” tegas Agung.
Dewi dari KPU Salatiga menambahkan bahwa generasi Z menjadi salah satu pemilih potensial di Salatiga. Oleh karenanya harus harus dibekali dengan pemahaman tentang kepemiluan, dari proses awal hingga akhir.
“ Setiap tahapan harus dipahami siswa agar mereka tidak gampang mendapatkan informasi yang salah. Apalagi dunia internet makin canggih yang mampu mengubah banyak hal.Jadi harus mampu dikendalikan,” ujar Dewi.(had/red)