(Suaraperistiwa)-Penjabat Wali Kota Salatiga mengingatkan agar pegawai PDAM Kota Salatiga fokus pada kerja dan tidak terpengaruh dengan pandangan orang. Hal tersebut disampaikan saat menjadi pemateri dalam Capacity Building PDAM Kota Salatiga Tahun 2022 di Hotel Adhiwangsa Surakarta, Minggu (22/10/22).
Hadir pula dalam capacity building Dewan Pengawas PDAM, serta Kabag Perekonomian Setda Kota Salatiga.
Dalam sekapur sirihnya Direktur PDAM Samino menjelaskan Tema capacity building adalah Fly Higher. “Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu karena agar tidak menggangu layanan kami. Kami bagi dua kelompok untuk malam ini 70 orang dan Minggu depan 68 pegawai. Adapun pemateri adalah bapak Ferdinandus Hindiarto Rektor Universitas Sugiyopranoto Semarang, dan Bapak Penjabat Wali Kota,” ungkap Samino.
“Tujuan dari capacity building kali ini adalah untuk membentuk karakter dan meningkatkan semangat teman dalam pelayanan air bersih. Dengan kegiatan ini diharapkan ada peningkatan kinerja, dan dengan capacity building bisa mendorong lebih baik. Mohon bapak Sinoeng berkenan memberikan sambutan dan selanjutnya menyampaikan materi agar tujuan kita bisa berjalan dengan baik,” pinta Samino.
Penjabat Wali Kota mengawali materi dengan menyampaikan penyakit yang dialami kebanyakan organisasi. “Kebanyakan organisasi kita memiliki penyakit yang sering dirasakan anggota berupa memiliki pimpinan yang menjengkelkan. Sudah kerja disalahkan, banyak bicara dan lainnya. Namun fokuslah bekerja dengan baik, kita juga tidak perlu ikut kasak-kusuk teman disekitar karena kerja tidak butuh dilihat orang,” Sinoeng mengingatkan.
“Dalam kesempatan ini saya minta tulis lima hal yang tidak anda sukai di kantor dari pimpinan, suasana tempat kerja, gaji, fasilitas, teman dan lain sebagainya. Jika kalian mengeluhkan kerja dengan teman maka masalah anda saya jamin tambah ruwet. Karena kebanyakan orang yang anda curhat hanya sekedar hanya ingin tahu masalah anda, dan selebihnya membiarkan bahkan mungkin senang dengan keruwetan kalian. Kalau ada memiliki masalah klarifikasi kepada yang bersangkutan akan mendapatkan titik terang, bukan curhat ke teman karena malah akan menimbulkan prasangka,” Sinoeng memberikan tugas sebagai terapi healing.
“Selaku yang dituakan, saya hanya mengingatkan, bahwa peran orang tua kepada kita semua menjadi kunci dalam hidup kita yakinlah bahwa sedih dan senang tidak selamanya, tapi ada masa kadaluarsanya,” tambahnya.(FM)