Salatiga- Pemkot Salatiga hari ini melakukan gladi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan program dari Presiden dan Wakil Presiden terpilih tahun 2024-2029. MBG dilakukan untuk pertama kalinya pada sebagian siswa SDN 6, SMPN 2 dan SMPN 1, Senin (09/9/24), sebelum diujicobakan di seluruh SD dan SMP di Salatiga.
“Untuk menunya tadi saya lihat bagus ya, empat sehat lima sempurna betulan, karena susunya ada, proteinnya ada, sayurnya ada, buahnya ada, nasinya juga ada. Kalau melihat porsinya, saya tanya anak-anak tadi sudah mencukupi. Untuk setiap anak SD seharga 15 ribu, sedangkan untuk anak SMP dengan harga 16 ribu rupiah sebelum dengan susu. Susu ada sendiri, untuk anak SD berbeda dengan susu untuk anak SMP,” terang Pj walikota Yasip Khasani.
Dengan program MBG, Yasip berharap selain anak-anak menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih, juga memunculkan multiplier effect yang luar biasa. Multiplier effect yang pertama adalah, orang tua tidak perlu lagi memberikan bekal makan siang. Multiplier effect yang ke-2, apabila penyediaan untuk makan siang ini dilakukan oleh UMKM, akan menyebabkan ekonomi di masyarakat akan menggeliat lagi. Sebab, dengan Rp15.000 per anak SD dan Rp16.000 per anak SMP yang dilakukan sepanjang tahun, diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar 70 sampai 85 miliar rupiah.
“Berarti kalau kita hitung rata-rata orang tua memberikan bekal kepada anaknya senilai itu, berarti sudah ada penghematan untuk seluruh warga Kota salatiga yang punya anak SD dan SMP sekitar 70 Miliar rupiah. Dan kalau 70 miliar rupiah itu dikelola oleh UMKM kalau dihitung lagi perputarannya itu mungkin bisa sampai ratusan miliar,” jelas Yasip.
Yasip berharap kegiatan MBG berjalan dengan lancar. Rencananya, saat launching MBG tanggal 12 September nanti akan hadir tim Pusat maupun Provinsi untuk menyaksikan sendiri bagaimana anak-anak menikmati MBG.
Sementara itu Bunda PAUD, Anita Noviana mengatakan, MBG memberikan satu dampak, khususnya untuk anak-anak dan pertumbuhan anak-anak untuk menstimulan melengkapi gizinya. Terlebih, anak-anak zaman sekarang sangat sulit makan sayur, padahal di fase SD memerlukan gizi dan keteraturan dalam makan serta pemenuhan gizi yang seimbang. Karena sesuatu yang dilaksanakan bersama-sama itu lebih menyenangkan, baik itu suggest dari teman-temannya atau dari suasana MBG itu sendiri, membuat anak-anak dengan suka cita makan siang dengan sayur.
“Anak-anak di sini terlihat happy sekali, penyelenggaraannya juga bagus. Mungkin sedikit catatan atau PR kedepannya, bisa melibatkan anak-anak untuk memberikan masukan menu apa yang sebenarnya mereka suka. Lalu terkait sayur dan lauk-pauk, bisa divariasi bagaimana mengolahnya agar anak-anak tertarik untuk mengkonsumsinya,” pesan Anita.
Anita menilai, MBG merupakan program yang bisa langsung menyentuh masyarakat khususnya untuk anak-anak sekolah, sekaligus bagaimana penghematan bisa dilakukan oleh orang tua siswa. Ia berharap MBG dapat dilaksanakan secara kontinyu untuk memberikan manfaat secara langsung serta memberikan sumbangsih pada pertumbuhan anak bangsa yang lebih sehat dan berguna untuk generasi yang lebih baik.(had/red)