Salatiga- Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi pelaku usaha yang paling mampu bertahan saat terjadinya pandemi COVID-19. Jumlah pelaku UMKM bukannya berkurang, sebaliknya meningkat drastis. Bahkan, dari COVID-19 itu melahirkan satu bisnis baru yang luar biasa, yakni jasa pengantaran alias kurir. Di saat semuanya sedang turun, usaha jasa pengantaran tumbuh hingga 400 persen. Melihat fenomena tersebut, UMKM harus pintar membaca dan memanfaatkan momentum.
Hal itu diungkapkan Pj. Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani saat membuka kegiatan Link and Match Dunia Usaha dan Dunia Pendidikan, kerja sama Dinas Koperasi UKM dengan SMKN 2 Salatiga di aula kantor dinas, Senin (18/3/24).
Yasip melihat, selama COVID-19, bisnis kuliner menjadi semakin banyak jumlahnya. Dengan batasan protokol kesehatan, jasa transportasi online yang sebelumnya lebih mengutamakan mengantar penumpang, berkembang menjadi pengantaran makanan hingga sekarang.
Bagi industri makanan, hal itu membuka peluang baru lagi, yakni strategi kolaborator dengan usaha yang mendukung atau usaha yang sejenis dengan membuat jaringan dari hulu ke hilir.
“Jadi, tahun kemarin, kami menerima pajak restoran itu 13 miliar setahun. Artinya bahwa, ada (uang) 130 miliar rupiah dari orang yang jajan di Salatiga. Itu di restoran loh, lebih banyak lagi orang yang jajan tidak di restoran. Yang di kaki lima itu lebih banyak lagi. Perkiraan saya, sekitar 250 miliar rupiah adalah uang yang beredar di sektor kuliner di Salatiga. Dan nilai itu adalah seperempat dari APBD Kota Salatiga,” ungkap Yasip.
Kembangkan Kapasitas UMKM
Kepala Dinas Koperasi UKM Kota Salatiga, Dr. Bayu Joko Mulyono menuturkan bahwa, kegiatan link and match dunia usaha dengan dunia pendidikan ini bertujuan untuk pengembangan kapasitas UMKM dan siswa SMK terpilih dalam memanfaatkan teknologi digital di bidang pemasaran online. Dengan memberikan pengetahuan dan kemampuan serta keterampilan terkait cara mengelola pemasaran online dan pemahaman tentang pentingnya media online dalam pemasaran produk, diharapkan UMKM semakin berkembang kapabilitasnya, dan siswa SMK terpilih lebih memiliki keterampilan, menyesuaikan perkembangan yang dibutuhkan pada dunia kerja di era digital.
“Sudah terpilih sebanyak 18 UMKM dan 36 siswa SMKN 1 Kota Salatiga dengan mempertimbangkan kesesuaian jurusan. Jurusan yang kita pilih adalah jurusan pemasaran digital. Selama tiga hari para siswa ini akan mendapatkan materi di aula Dinas UMKM dan dilanjutkan dengan magang di tempat usaha selama kurang lebih 45 hari. Kami sudah pertimbangkan untuk satu UMKM akan diberi dua orang siswa. Harapannya, mereka bisa saling berkolaborasi dan saling diskusi untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan pembekalan dari Baleomol selama tiga hari,” terang Bayu.
Sementara, Kepala SMKN 1 Salatiga, Drs, Santoso mengungkapkan bahwa SMKN 1 Salatiga bergerak di bidang, yakni Bisnis Manajemen dan Pariwisata. Jurusan Bisnis Manajemen ini diantaranya adalah pemasaran yang istilahnya sekarang adalah digital marketing.
“Kepercayaan industri terhadap lulusan kami luar biasa. Bahwasanya, lulusan kami kadang tidak perlu mencari pekerjaan, justru dari pihak industri yang datang ke tempat kami karena butuh tenaga pemasaran di perusahaannya,” kata Santoso.(had/red)