Salatiga-Talkshow Litfest 2024 sukses digelar oleh Dispersip Salatiga di Gedung Korpri Salatiga, Rabu-Jumat(14-16/08).
Litfest merupakan mimpi dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan untuk mengadakan Festival Literasi demi meningkatkan dan membangkitkan kembali minat baca masyarakat.
“Karena hari ini kami mewujudkan mimpi-mimpi kami untuk mengadakan festival literasi saya bisa mendatangkan bintang tamu Claudia Kaiser, Vice President Frankfurt Book Fair, Jerman. Mudah-mudahan dapat meningkatkan literasi masyarakat kota Salatiga.,” ujar Kadispersip, Sri Sarwanti.
Sementara itu, ketua DPRD dalam talkshownya menyebutkan selain menjadi mimpi salatiga, diharapkan Litfest membawa Salatiga menjadi kota pintar, dengan membawa literasi bahkan sampai ke rumah-rumah.
“Dalam hubungan dengan kota pintar, bagaimana semua daerah kota ini termasuk di rumah-rumah ini dibuat Barcode yang orang cuma scan langsung keluar di hp-nya, apa yang ada di buku-buku yang ada di perpustakaan langsung keluar,” tutur Dance.
Pj. Wali Kota, sebagai keynote speaker memberitahu bahwa Salatiga sebenarnya sudah dikenal sebagai salah satu pusat pengetahuan di Indonesia karena adanya 2 Universitas besar yang heterogen, maka dari itu penjagaan dan peningkatan literasi harus selalu dilakukan.
“Perpustakaan virtual ini agak berbeda dengan yang lain. Kenapa? Karena namanya juga virtual ya jadi suasana itu bisa dibawa dan yang jelas dia hanya tidak membebani untuk gadgetnya. saya sepakat dengan Claudia bahwa bagaimana kita membuat literasi-literasi digital ini bisa membentengi generasi muda kita tapi tidak cuma generasi muda, kalau dia emak-emak itu loh, Yang penting bagaimana emak-emak itu lebih tertarik pada koleksinya Dinpersip daripada shopee,” ucap Yasip.
Kepala Dinas Arpus Jateng, De Francisco Da Silva Tavares, S.P,. M.Si, yang juga lulusan UKSW, menekankan bahwa peningkatan literasi ini memang harus dilakukan dengan saling exchange dan collaboration.
“Di provinsi sendiri ada pembagian wilayah dan kita harus fokus kepada fokus lokasi dan juga fokus komoditas karena kita harus bisa saling exchange dan kolaborasi. Kemudian di sini ada 17 komunitas ya yang berkolaborasi untuk terlaksananya, ini adalah contoh nyata bahwa kolaborasi sedang terjadi pada acara malam hari,” katanya.(had/red)