Ungaran- : Bupati Semarang Ngesti Nugraha menegaskan penanganan gizi buruk balita atau stunting menjadi salah satu prioritas. Meski angka prevalensi terus menurun, namun ia berharap penanganan tidak boleh surut.
“Karenanya saya mengharapkan kehadiran para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Undaris dan Universitas Ngudi Waluyo dapat membantu mencegah terjadinya kasus baru. Sekaligus menekan angka kasus serendah mungkin,” katanya saat upacara pelepasan mahasiswa di pendapa rumah dinas di Ungaran, Senin (22/1) pagi.
Upacara pelepasan dihadiri rektor Undaris Dr Hono Sejati, Ketua LPPM UNW Dr Sugeng Mariyanto, para pimpinan OPD terkait, para Camat lokasi KKN dan ratusan mahasiswa peserta KKN.
Ditambahkan Bupati, para mahasiswa dapat melakukan edukasi kepada para pasangan calon pengantin maupun ibu muda yang memiliki anak dibawah usia tiga tahun. Sehingga kasus stunting baru dapat dicegah. Selain itupara orang tua juga harus diingatkan untuk menjaga kesehatan dirinya.
Saat ini, Kabupaten Semarang berada di peringkat kedua dibawah Kota Semarang yang memiliki kasus tengkes terendah di Jawa Tengah. Pada akhir tahun 2023 lalu, berada di peringkat ketiga.
Selain tengkes, para mahasiswa juga diminta kreatif memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk membantu pengembangan ekonomi kerakyatan.
“Adik-adik mahasiswa juga dapat ikut memberdayakan usaha mikro dan kecil produktif warga,” tegasnya.
Rektor Undaris Hono Sejati menjelaskan mahasiswanya akan melaksanakan pengabdian masyarakat selama 42 hari. Mereka berasal dari enam fakultas yakni teknik, FKIP, FEB, FAI, Peternakan dan Hukum.
Koordinator kegiatan kesejahteraan masyarakat, Erwinia Farid menjelaskan 33 mahasiswa KKN UNW akan ditempatkan di 12 desa di tujuh kecamatan. Sedangkan 237 mahasiswa KKN Undaris disebar di 14 desa di Ungaran Timur, Ungaran Barat dan Bawen.
“Kegiatan KKN kali ini fokus penanganan stunting dan pemberdayaan ekonomi warga,” pungkasnya.(edi/red)