SALATIGA-Pj. Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi terkesan saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Salatiga (8/1). Pihaknya mengaku melihat kota Salatiga yang memiliki keunikan tersendiri. Ia juga mencoba mengkolaborasikan beberapa kegiatan, khususnya dalam hal pariwisata.
“Karena kalau orang ke Bandung, rata-rata tidak pernah mampir ke Cimahi. Jadi hanya sekedar lewat, andaipun ke Cimahi biasanya berkaitan dengan pendidikan militer. Sehubungan dengan itu, kami tadi tertarik sekali dengan walking tour, ternyata Salatiga bisa dikelilingi dengan jalan kaki,”ujarnya.
Ditambahkan, beberapa spot seperti heritage, baik bangunan gereja, rumah dinas walikota, klenteng dan gedung lainnya, terutama saluran-saluran irigasi Belanda yang terawat dengan rapi.
“Ini membuat kami sangat tertarik. Karena hal itu sebetulnya juga ada di Cimahi, jadi mungkin bisa juga nanti kita kembangkan ke depannya,” kata Dicky.
Selain itu, Dicky melihat kota Salatiga adalah kota yang didesain sama dengan kota-kota kecil dalam konteks untuk militer. Sebagaimana Kota Salatiga, Kota Cimahi juga memiliki heritage bangunan kuno militer. Kota Cimahi menjadi kota militer, karena pemerintah kolonial Belanda juga pernah mempersiapkan Bandung sebagai ibu kota Hindia Belanda di Indonesia. Kota Cimahi juga dikelilingi gunung, sebagai mana Kota Salatiga yang dikelilingi Gunung Merapi, Merbabu, Telomoyo dan lain-lain.
Sementara Yasip juga mengajak rombongan Cimahi itu mengunjungi desa Wisata Tingkir Lor dan mengenalkan produk kuliner coklat tempe yang sukses dengan pamasaran digital.
Kota Salatiga adalah sangat cocok jika dikembangkan sebagai kota jasa, khususnya kuliner. Oleh karena itu, festival-festival kuliner perlu mulai direncanakan dan dikolaborasikan dengan festival yang lain, seperti festival toleran yang akan dilakukan secara rutin di Kota Salatiga dan festival-festival lainnya.
“Sedang terus kita kembangkan festival-festival di Kota Salatiga itu tetap berbau toleran, berbau kebhinekaan, sehingga ciri khas dari Salatiga itu brandingnya bisa masuk. Karena saat ini, kota kuliner yang terkenal itu bukan Salatiga tapi Solo. Padahal, di sini lebih banyak jenis kulinernya, tapi belum terekspos saja,” ungkap Yasip. (had/red).