Salatiga-Pj. Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, menilai masyarakat Kota Salatiga belum siap untuk menjadi masyarakat kota yang ramai atau kota yang sibuk. Hal itu menjadi PR bagi Pemerintah bagaimana membawa masyarakat bahwa, keramaian dan kesibukan kota akan menjadi sebuah dinamika sosial yang ada.
“Kalau di sini (Salatiga) kan, senggolan motor di jalan masih jadi masalah. Di kota besar, mereka yang bersenggolan memilih untuk melanjutkan perjalanan daripada macet,” ucap Yasip, dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Kantor Kesbangpol Kota Salatiga di Mini Theater Bung Karno, Selasa (26/3).
Oleh karena itu, atas nama Pemerintah Kota Salatiga, Yasip menyambut baik kegiatan Penguatan Koordinasi Penanganan Konflik Sosial dan mempersiapkan langkah-langkah terpadu terkait penanganan konflik sosial di Kota Salatiga. Ia melihat, karakteristik masyarakatnya terkait konflik sosial tidak sama dengan konflik sosial di daerah lain. Hal itu dikarenakan perilaku toleran masyarakat yang sudah terpupuk sejak lama, sehingga isu-isu sensitif seperti yang terjadi di tempat lain, itu dianggap biasa.
“Ini karena memang level pengetahuan masyarakat, dimana sistem sosial masyarakat Salatiga sudah berkembang lebih maju daripada daerah lain,” tandasnya.
Pada kegiatan yang ditutup dengan penandatanganan Rencana Aksi Terpadu Penanganan Konflik Sosial oleh jajaran Forkopimda plus tersebut, Kepala Kesbangpol Kota Salatiga, Valentino TH memaparkan potret penanganan potensi konflik di Kota Salatiga tahun 2023 dan hal-hal yang menjadi perhatian di tahun 2024.
“Penanganan bidang kebencanaan selama tahun 2023 terjadi sebanyak 256 kejadian yang telah ditangani secara lintas sektoral. Meliputi kejadian pohon tumbang, kebakaran rumah, tanah longsor, cuaca ekstrim, luapan air, bau bangkai, angin puting beliung, kebakaran pohon, kebakaran travo, karhutla dan kekeringan,” papar Valentino.(had/red)