Produsen Photovoltaic (PV) terbesar di Asia Tenggara
Batang – SEG Solar, produsen photovoltaic (PV) terbesar di Asia Tenggara resmi mengembangkan sayapnya di PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Tak tanggung-tanggung, investasinya mencapai USD 500 juta dengan rencana pembangunan pabrik di atas lahan seluas 41,32 hektar dan diproyeksikan selesai pada kuartal kedua tahun 2025. Bergabunng SEG Solar di KITB ini menjadi bukti atas komitmen manajemen KITB sebagai pusat industri hijau terdepan di Indonesia.
Pada acara groundbreaking hari ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi, Nurul Ichwan, PJ Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, General Counsel SEG Solar, Michael Eden, Direktur SEG Solar Manufacturing, Antonius Weno, dan Direktur Utama PT KITB Ngurah Wirawan.
Ngurah menyebut, pabrik SEG Solar di KITB akan menjadi salah satu manufaktur PV terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas integrasi vertikal sebesar 5GW untuk ingot, wafer, sel surya, dan modul. Pada fase pertama, akan dibangun fasilitas produksi sel surya berkapasitas 5GW dan modul surya berkapasitas 3GW.
“Proyek ini juga diperkirakan akan menciptakan lebih dari 3.000 lapangan kerja, memberikan dampak positif signifikan terhadap perekonomian lokal, serta meningkatkan keterampilan tenaga kerja di sektor teknologi PV, ” ujar Ngurah Senin (30/9/24).
Menurutnya, kehadiran SEG Solar ini merupakan wujud nyata untuk membangun kawasan industri yang berkelanjutan, cerdas, dan ramah lingkungan.
“Kami yakin bahwa proyek ini akan menjadi pendorong transformasi industri hijau di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Pabrik SEG Solar di KITB tidak hanya menjadi simbol kemitraan strategis antara Indonesia dan perusahaan multinasional terkemuka, tetapi juga menegaskan posisi KITB sebagai pusat inovasi dan keberlanjutan untuk masa depan industri hijau,’tambahnya.
Ditambahkan, pabrik ini memiliki peran strategis dalam rantai pasokan global SEG Solar. Jalur produksi sel surya di Batang akan memasok secara vertikal ke pabrik modul SEG di Houston, Texas, AS, memastikan transparansi penuh dalam rantai pasokan komponen modul surya. SEG Solar juga berencana bekerja sama dengan berbagai pemasok komponen PV seperti wafer, ingot, kotak sambungan (junction boxes), frame, dan film EVA untuk membangun fasilitas manufaktur di Indonesia.
SEG Solar telah didirikan 2016 lalu dengan kantor pusat di Houston, Texas, SEG Solar adalah produsen modul surya berkualitas tinggi untuk pasar global, meliputi sektor utilitas, komersial, dan residensial. SEG Solar juga telah diakui sebagai Top Performer oleh Kiwa PVEL selama tiga tahun berturut-turut, meraih Medali Perak dalam peringkat CSR EcoVadis, dan tercatat sebagai salah satu dari 10 Merek Panel Surya Teratas yang melayani pasar AS menurut SolarReviews.
Sementara itu, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi, Nurul Ichwan, menyampaikan bahwa inilah bukti nyata bahwa peran penting energi terbarukan menjadi kebutuhan yang sangat penting.
“Pembangunan pabrik ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam mendukung investasi yang berorientasi pada energi terbarukan dan industri hijau. SEG Solar akan berperan penting dalam mendorong perkembangan sektor energi bersih di Indonesia, sekaligus meningkatkan daya saing Batang sebagai tujuan investasi utama, ” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan General Counsel SEG Solar, Michael Eden, bahwa dirinya merasa bangga atas kerjasama ini dalam mengembangkan industri SEG Solar.
“Kami memilih KITB karena lokasinya strategis untuk memperluas operasi kami di Asia Tenggara. Kami percaya bahwa fasilitas ini akan memperkuat posisi SEG Solar sebagai pemimpin dalam industri PV global dan berkontribusi terhadap transisi energi bersih di kawasan ini,” ujarnya.
Dikatakan, proyek ini tidak hanya menjadi tonggak penting bagi SEG Solar, tetapi juga merupakan langkah besar dalam menciptakan industri PV terbesar di Asia Tenggara. Dalam kesempatan tersebut Ngurah juga menyampaikan bahwa KITB telah membawa 18 industri PMA dan PMDN yang berasal dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Belanda, China, Taiwan, Singapura, dan India. Hingga saat ini total investasi mencapai 14,8 Triliun dan diharapkan menciptakan lebih dari 18.900 lapangan kerja.(yon/red)