Batang- PT Elecmetal Longteng Indonesia memulai pembangunan fasilitas produksi grinding ball di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dengan total luas lahan 4,99 hektar.
Untuk total investasi mencapai angka 40 juta USD atau sekitar 600 miliar rupiah. Adanya proyek ini menunjukkan lompatan besar bagi pengembangan industri logam dasar di Indonesia.
Perusahaan Global ME Elecmetal dan Longteng Special Steel ME Elecmetal merupakan perusahaan publik yang terdaftar di Santiago Exchange, Chile. Dan, tercatat sebagai produsen mill liner terbesar di dunia.
Melalui inovasinya, ME Elecmetal didukung oleh Claro Group, salah satu konglomerasi paling berpengaruh di Amerika Selatan. Perusahaan ini juga telah dikenal sebagai pemimpin dalam teknologi pengolahan logam. Termasuk dalam menyediakan solusi terbaik untuk industri pertambangan global.
Direktur PT Elecmetal Longteng Indonesia, ” Xu Sheng (Shawn), menyampaikan industri logam sangat berkembang dan memiliki prospek yang bagus.
“Proyek ini adalah tonggak sejarah bagi kami dan menjadi bukti nyata kolaborasi global yang sukses. Dengan dukungan penuh dari pemerintah Indonesia dan KITB, kami yakin proyek ini akan membawa dampak positif bagi industri logam nasional,” ujar Shawn (8/1/25).
Ditambahkan perusahaan yang berbasis di China ini merupakan pemain utama dalam pasar baja khusus global. Dengan fasilitas manufaktur grinding ball terbesar di dunia yang berkapasitas lebih dari 500.000 MT. Longteng juga menggabungkan teknologi mutakhir dan proses manufaktur yang terdepan.
Perusahaan ini juga berkembang di Afrika melalui fasilitas modern di Zambia dengan kapasitas lebih dari 100.000 MT. Dan merupakan hasil kemitraan strategis antara ME Elecmetal dan Longteng Special Steel Co., Ltd. Fasilitas ini dirancang untuk memproduksi 200.000 ton media gerinda berkualitas tinggi per tahun, dengan distribusi 30-35% untuk pasar domestik dan 65-70% untuk ekspor.
Ditambahkan Shawn, bahwa perusahaan ini mayoritas ekspor ditujukan ke Australia sebagai salah satu pasar utama produk grinding ball. Selain itu, dalam produksinya juga memadukan teknologi unggul ME Elecmetal dan keahlian manufaktur Longteng.
“Fasilitas ini mencerminkan komitmen kami terhadap keunggulan industri dan keyakinan kami pada potensi besar pasar Indonesia. Dengan jaringan penjualan yang kuat dan teknologi produksi canggih, kami optimis dapat mencapai target penjualan 100.000 ton dalam beberapa tahun ke depan,” tambahnya.
Sementara itu, direktur utama KITB, menegaskan bahwa kawasan ini bukan hanya sebuah kawasan industri, tetapi juga dirancang sebagai kota baru yang lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung seperti hotel, sekolah, dan pusat hiburan. Pembangunan fasilitas PT Elecmetal Longteng Indonesia menjadi bukti nyata kemampuan KITB dalam menarik investasi global.
“Kami memastikan semua proses berjalan lancar, dari perizinan hingga infrastruktur, agar investasi seperti ini dapat memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian lokal dan nasional. Proyek ini akan memberikan kontribusi besar, tidak hanya dalam mendukung pertumbuhan industri, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Direktur Industri Logam di Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian RI, Rizky Aditya Wijaya, menyampaikan geliat industri ini sangat produktif dan meningkat pesat.
“Industri logam dasar menjadi salah satu sektor strategis dengan pertumbuhan signifikan, mencapai 12,36% pada triwulan ketiga tahun 2024. Pembangunan pabrik ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin menarik bagi investasi global dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.(yon/had)