Semarang- Berkembangnya teknologi informasi masa kini memiliki dampak atas kehidupan para remaja khususnya gen Z, yang setiap waktu terpapar dengan banyaknya informasi. Termasuk melalui jaringan internet dalam bersosial media. Begitu juga dengan mahasiswa atau pelajar di berbagai wilayah, khususnya Semarang dan sekitarnya.
Baru-baru ini mahasiswa Ilmu Komunikasi UDINUS Semarang menggandeng pelajar SMKN 10 Semarang untuk giat bareng dan berkontribusi dalam literasi digital.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi cara berinteraksi dalam etika digital agar sesuai jalurnya. Seperti diketahui, saat ini semakin sering bermunculan komentar-komentar yang tidak sepatutnya terjadi di platform sosial media seperti Instagram, TikTok bahkan YouTube.
Kampanye yang dilakukan ini mengambil tema literasi digital dengan topik “Building Ethical Citizen”. Mereka mengajak pelajar untuk menjadi warga netizen yang baik agar tidak meningggalkan jejak digital yang kurang baik, karena hal itu tidak bisa dihapus secara digital. Kampanye berlangsung di aula SMKN 10 Semarang dengan mengedukasi remaja lebih bijak menggunakan sosial media, tetap menjaga jejak digital. Hal ini sebagai dampak bahwa remaja memiliki waktu yang banyak di dunia maya dibandingkan berinteraksi langsung di dunia nyata.
Dalam kampanye ini, menggandenng Okky Maria,M.Si yang merupakan dosen Layanan Kualitas Prima sekaligus sebagai narasumber pada acara “Building Ethical Citizen”.
Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan generasi muda memang sudah sepatutnya terbuka dalam banyak hal. Tidak hanya melek akan teknologi tetapi harus tetap waspada akan jejak digital yang ditinggalkan di platform sosial media. Terlebih harus memiliki etika digital yang baik.
” Internet berkembang pesat, maka sekarang sebagai citizen jangan
mudah terpengaruh dengan konten yang negatif atau hanya fokus terhadap konten yang sedang viral untuk mendapatkan “attention” . Tetapi perhatikan juga dalam sisi dampaknya,”ungkap Oki.
Ia juga mengajak agar remaja lebih sadar akan jejak digital, membuat konten yang bermanfaat, mulai berkomentar dengan baik, dan mengenal regulasi tentang akan bersosial media.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan interaksi dan diskusi untuk saling mengenal dan berbagi pengalaman serta saling bertukar pikiran dalam pembuatan konten. Pembuatan konten dalam kolaborasi ini adalah dengan tagline “Do” and “Don’t”. Artinya, dalam bermedia sosial harus menekankan etika yang baik dan benar. Harapannya dapat memberikan kesadaran pada remaja agar lebih fokus membuat konten yang positif dan mendidik. Selaij itu, agar tidak memicu, maupun menyinggung emosi individu melakukan perilaku tidak sopan dalam interaksi di sosial media. (naf/red)