Salatiga-Pj. Wali Kota Salatiga Yasip Khasani berpesan kepada generasi muda di Kota Salatiga untuk membentengi diri di era disrupsi budaya.
“Ketika batas jarak dan waktu telah terhapus oleh teknologi informasi (internet of things), maka kebutuhan silaturrahmi telah berganti dengan virtual, sehingga batas-batas yang dulu ada, sekarang sudah tidak ada. Dan akibatnya, demoralisasi sudah mulai berada pada level paling rendah. Ini penting, untuk para pemuda memahami konsep dari gerakan kepemudaan Indonesia itu seperti apa, konsep pendirian organisasi kepemudaan itu seperti apa. Maka, perlu menyesuaikan dengan budaya melalui moral-moral yang ada di masyarakat,” ujar Yasip dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Organisasi Kepemudaan (OKP) Kota Salatiga di Hotel Front One Gosyen, akhir pekan lalu.
“Pembentukan opini lewat medsos merupakan salah satu ciri era disrupsi dan yang mampu membentengi itu adalah budaya kita, yang bisa menghalangi itu budaya kita. Jadi penanaman nilai-nilai budaya ini sangat penting. Nakal boleh, tapi jangan lupa batas, jangan tersesat ketika kembali.” tambah Yasip.
Lebih jauh dikatakannya bahwa, kekuatan utama dari sebuah gerakan kepemudaan adalah pada pembentukan budaya. Oleh karena itu, Yasip minta kepada organisani kepemudaan untuk memperkuat budaya organisasi secara internal, kemudian secara bersama-sama juga dikuatkan lagi sehingga dari pemuda-pemuda yang ada di Salatiga ini, pada tahun 2029 ada yang berani maju mencalonkan diri sebagai wali kota.
Pembentukan budaya menjadi salah satu faktor fundamental terkait dengan kualitas pemuda saat ini. “Saya berkesempatan untuk menuntut ilmu di beberapa negara, hampir sama semua pendapatnya. Apapun teorinya, ketika tidak sesuai dengan budaya masyarakat yang menjadi konsumen atau pelakunya, maka teori itu tidak berlaku.” tambahnya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Salatiga, Muh Nasiruddin berharap, kegiatan Rakor ini dapat memberikan arah dan manfaat bagi organisasi kepemudaan di Kota Salatiga. Selain untuk bersilaturrahmi, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk lebih mengaktifkan generasi muda yang sekarang ini dinilainya mengalami penurunan keikutsertaan dalam berbagai kegiatan. “Organisasi kepemudaan ini menjadi pilar pertama, sehingga selaku Pembina dan pengurus OKP harus berusaha bagaimana menggerakkan adik-adik kita yang berada di SMA, perguruan tinggi, Karang Taruna dan sebagainya untuk dapat aktif di kegiatan kepemudaan. Karena dengan wadah inilah, kita akan bersama-sama menimba ilmu, berbagi pengalaman mengembangkan potensi yang tidak kita dapatkan di bangku sekolah.” terang Nasiruddin.
Rakor ini diikuti oleh 100 peserta dari berbagai unsur kepemudaan seperti KNPI, unsur kemahasiswaan, OSIS dan lain-lain, dengan narasumber dari Ketua KNPI Provinsi Jawa Tengah dan dari Disporapar Provinsi Jawa Tengah.(had/red)