• Redaksi
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
19-11-2025
Suara Peristiwa
  • Beranda
  • Gastronomi
  • Trending
    • Edunesia
  • Ekbis
  • Suara Anda
    • Ilpop
    • Abdimas
    • Opini
  • Galeri Foto
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Gastronomi
  • Trending
    • Edunesia
  • Ekbis
  • Suara Anda
    • Ilpop
    • Abdimas
    • Opini
  • Galeri Foto
No Result
View All Result
Suara Peristiwa
No Result
View All Result
Home Trending

Semangat Prosesi Dugderan, Meski Hujan Mengguyur

Kolaborasi dan Akulturasi Budaya

Suara Peristiwa by Suara Peristiwa
09/03/2024
in Trending
0

Related posts

Jateng Bakal Cetak Banyak Dokter Spesialis

18/11/2025

Komitmen Kota Toleran 2025, Salatiga Apresiasi Konferensi Nasionalrkuat Jejaring dan

17/11/2025
Semarang- Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah. Antusias masyarakat masih tinggi, dengan berbondong-bondong menyambut rombongan kirab dari Balai Kota Semarang menuju Masjid Kauman dan Alun-alun Semarang, Sabtu (9/3).
Prosesi Dugderan diawali dengan upacara di halaman Balai Kota Semarang. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu bertindak sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purboningrum, Adipati Kota Semarang.
Di sela acara, Mbak Ita sapaan akrabnya mengatakan prosesi Kirab Dugderan ini merupakan penanda agar masyarakat bersiap menyambut bulan suci Ramadan.
“Ini menjadi salah satu rangkaian nguri-uri budaya dengan kegiatan-kegiatan menjelang Ramadan,” ujarnya.
Mbak Ita yang dalam kesempatan itu berlaku sebagai Adipati Kota Semarang Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purboningrum juga menandai peresmian Dugderan dengan memukul bedug bersama jajaran Forkopimda.
Diiringi pasukan berkudo, Mbak Ita melepas kirab arak-arakan dengan secara  simbolis memecahkan kendi. Mbak Ita lantas menaiki kereta kuda diiringi pasukan berkuda yang dikomandoi Kadisbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso di barisan terdepan.
Wali Kota perempuan pertama di kota Semarang ini, bahkan turut membagi-bagikan makanan kepada masyarakat yang menonton kirab di sepanjang Jalan Pemuda.
Menurut Mbak Ita, prosesi Dugderan kali ini semakin lengkap dengan adanya keikutsertaan warga Tionghoa. “Ada arak-arakan pasukan berkudo atau pasukan prajurit 40-an. Ditambah ada pembagian kue keranjang dari Paguyuban Tionghoa, selain kue ganjel rel yang ada di Masjid Agung Semarang dan dibagikan di Aloon-Aloon, karena jaraknya masih berdekatan dengan Imlek,” sebutnya.
Mbak Ita menyebut, dengan kolaborasi dan akulturasi budaya ini, dirinya meyakini bahwa baru Kota Semarang saja yang memiliki prosesi seperti ini.
“Tentunya kami berharap bisa lancar semua proses dari Balai Kota kemudian Masjid Agung Semarang kemudian di Masjid Agung Jawa Tengah. Pembagian kue ganjel rel dan kue keranjang ini juga menjadi wujud akulturasi budaya antara masyarakat Jawa, keturunan Arab, keturunan Tionghoa, dan keturunan Melayu. Tentunya akan menjadi satu rangkaian yang sangat dinantikan masyarakat,” paparnya.
Dengan prosesi Dugderan ini, lanjut Mbak Ita, merupakan perayaan bersama dalam menyambut bulan Ramadan dengan keikhlasan hingga menyongsong Idul Fitri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan, kirab prosesi Dugderan digelar rutin setiap tahun.
Menurut Wing Wiyarso, dulu prosesi Dugderan diinisiasi oleh Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat pada tahun 1881. “Beliau mewujudkan satu kolaborasi akulturasi budaya. Ketika masyarakat Muslim menjelang Ramadan, antara umara dengan ulama bersama-sama mengumumkan kepada masyarakat untuk menyambut bulan suci Ramadan,” kata dia.
Dirinya menyebut, prosesi ini diawali dengan adanya Pasar Dugderan di sekitar Alun-alun Semarang yang dimeriahkan berbagai permainan.
Warak Ngendog sebagai simbol Dugderan merupakan binatang imajiner yang menunjukkan akulturasi budaya Kota Semarang sejak zaman dahulu kala. Acara kebudayaan ini juga bentuk toleransi tinggi antar umat beragama, antar etnis yang ada di Kota Semarang. Apalagi kala itu, Semarang menjadi lokasi strategis dalam melakukan syiar agama Islam.
Menurut Wing, ini kedua kalinya prosesi Dugderan yang dilakukan setelah revitalisasi Alun-alun Kauman. “Acara pertama ada penyerahan suhuf halaqah. Dari Balai Kota, rombongan Ibu Wali Kota yang memerankan tokoh Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purboningrum, nama lain kami izin kepada Keraton Surakarta karena Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat adalah putra. Ini dilakukan karena pimpinan kami putri, maka kami minta arahan kemudian diberikan nama tersebut,” kata dia.
Mbak Ita, memimpin prosesi kirab sampai Masjid Agung Semarang Kauman, di sana akan diterima oleh Tafsir Anom bersama Alim Ulama yang hadir. Di Masjid Kauman, kata Wing, akan diumumkan kepada masyarakat tentang penentuan hari datangnya bulan suci Ramadan 1445 Hijriyah.(yon/red)
Previous Post

PWI Kudus Gelar Konferkab

Next Post

Kudus Berselawat Bersama Habib Ali Zainal Abidin Assegaf

Next Post

Kudus Berselawat Bersama Habib Ali Zainal Abidin Assegaf

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA PILIHAN

Salatiga Raih Penghargaan Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik

2 years ago

DP3AKB Kabupaten Semarang Targetkan Peserta MOP Terpenuhi Melalui KIE 

4 months ago

Sam’ani : Tingkatkan Dari Peringkat 6 Nasional,Gunakan Teknologi

6 months ago

254 Petugas Haji Daerah Akan Layani Jamaah Haji 30.377 Orang

9 months ago
Suara Peristiwa

Suaraperistiwa.id bergerak di bidang pemberitaan berupa portal website media online. Suaraperistiwa.id memberikan nuansa baru dalam menyampaikan informasi yang mengedukasi serta membangun untuk kemajuan bangsa. Informasi yang kami sajikan berdasarkan fakta atau temuan di lapangan juga dari sumber yang jelas dan dapat di pertanggung jawabkan.

Seluruh wartawan Suaraperistiwa.id dalam menjalankan tugas jurnalistik, didasari Kode Etik Jurnalistik Sesuai Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers. Wartawan Suaraperistiwa.id telah dibekali tanda pengenal berupa ID Card dan Surat Tugas yang sah serta namanya tercantum di boks redaksi. Apabila nanti instansi pemerintah, swasta, masyarakat umum dan sebagainya di kemudian hari menemukan wartawan Suaraperistiwa.id yang namanya tidak tercantum sesuai ketentuan di atas, maka redaksi tidak bertanggungjawab atas pemberitaan yang dilakukan.

BERITA TERBARU

Jateng Bakal Cetak Banyak Dokter Spesialis

18/11/2025

Komitmen Kota Toleran 2025, Salatiga Apresiasi Konferensi Nasionalrkuat Jejaring dan

17/11/2025

50 Kelompok Usaha Terima Hibah, Sam’ani Dorong Pertumbuhan Ekonomi

17/11/2025

Taj Yasin ; Potensi Longsor Cilacap Masih Ada, Warga Diminta Waspada

16/11/2025

HUBUNGI KAMI

Email : redaksi@suaraperistiwa.id
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy

Copyright 2024 © SuaraPeristiwa.id

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Gastronomi
  • Trending
  • Ekbis
  • Suara Anda
    • Ilpop
    • Abdimas
    • Opini
  • Galeri Foto

Copyright 2024 © SuaraPeristiwa.id