Salatiga-Festival Drumblek tahun 2024 digelar dalam rangka menyambut HUT Kota Salatiga tahun 2024. Kesenian Drumblek ini rencananya akan menjadi sajian utama pada puncak peringatan HUT Provinsi Jateng tahun 2024 yang digelar di Kota Salatiga mendatang.
“Kita punya kalender event di Kota Salatiga, salah satunya adalah festival drumblek ini. Semoga festival ini dapat berkembang dan diakui secara nasional. Di Jawa Tengah terdapat tujuh festival tahunan, harapan saya dua atau tiga tahun lagi festival drumblek ini dapat menjadi salah satu dari festival tahunan yang diselenggarakan di tingkat provinsi,” kata Yasip. Yasip melihat bentuk kesenian drumblek yang disajikan masih asli, sehingga ia mengimbau agar seniman drumblek dapat bekerjasama dan berkolaborasi dengan bentuk kesenian lainnya agar lebih artistik.
“Semoga drumblek makin bagus dan dapat dikolaborasikan dengan kesenian lain seperti tari Bulkeo di tingkir,” sambung Yasip.
Pj. Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, berharap Kesenian Drumblek dapat terus berkembang dan dapat dikolaborasikan dengan kesenian lain seperti Tari Bulkeo. Yasip mengungkapkan harapannya tersebut dalam pembukaan Festival Drumblek di halaman Kantor DPRD Salatiga, minggu lalu.
Tari Bulkeo merupakan tarian yang dikembangkan di wilayah Kecamatan Tingkir. Tarian ini merupakan warisan dari pasukan Pangeran Diponegoro yang ditangkap oleh Belanda di Magelang, dan kini tarian ini dipelajari dan dikembangkan sebagai salah satu tarian khas Kota Salatiga. “Saat itu, ketika Pangeran Diponegoro akan berunding dengan Belanda, terdapat satu syarat bahwa pasukan Diponegoro harus berjarak satu malam dari tempat perundingan, maka Kota Salatiga merupakan lokasi yang dipilih untuk menempatkan pasukan. Berawal dari pasukan inilah tarian Bulkeo muncul di Kota Salatiga. Jika Drumblek dan Bulkeo dapat berkolaborasi maka akan terwujud kesenian khas, yang merupakan warisan budaya tak benda dari Kota Salatiga,” pungkas Yasip.
Ketua Panitia Festival Drumblek, Nono Rohana menyampaikan bahwa pada festival kali ini peserta dibatasi hanya 10 grup. Ia berharap pada tahun berikutnya jumlah peserta dapat ditambah sehingga semakin ramai dan meriah. “Kami tidak bisa mengundang lebih banyak peserta tahun ini karena keterbatasan sarana. Bersama Disbudpar kami hanya mengundang 10 grup, kami mohon maaf karena tidak dapat mengakomodir lebih banyak grup. Semoga tahun depan dapat lebih ramai dengan peserta yang lebih banyak,” kata Nono.
Dalam kesempatan ini, Yasip juga menyerahkan penghargaan kepada Didik Ompong, seniman Kota Salatiga yang memprakarsai lahirnya kesenian drumblek pada tahun 1988 di Pancuran, Kota Salatiga.(had/red)