Salatiga- Kota Salatiga tidak mempunyai wisata alam, namun desa wisata hadir memberikan angin segar bagi potensi pariwisata di Kota Salatiga. Desa wisata yang merupakan salah satu strategi pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (community-based tourism) akan terus digencarkan oleh pemerintah. Desa wisata tidak hanya menjadi destinasi alternatif, tetapi juga memberikan multiplier effect yang kuat terhadap masyarakat karena mampu menggerakkan berbagai sektor kehidupan secara langsung maupun tidak langsung.
Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Salatiga Robby Hernawan saat menghadiri Festival Memedi Sawah (Mewah) Salatiga yang diadakan di Pasar Sitalang, Kauman Kidul Salatiga, Sabtu (21/6/25). Turut hadir pada kegiatan tersebut anggota Forkopimda Kota Salatiga, Perwakilan Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Ketua TP PKK Kota Salatiga, Asisten Sekda, Kepala Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Salatiga, Camat dan Lurah se-Kecamatan Sidorejo, Rektor, Akademisi, Tokoh Masyarakat, Pimpinan Organisasi, Komunitas, Pokdarwis, tokoh masyarakat, jajaran agrowisata sitalang dan seluruh panitia, serta masyarakat umum.
Robby memberikan apresiasi atas terselenggaranya festival luar biasa ini. Menurutnya rangkaian acara begitu beragam dan menarik, mulai dari Senam Sehat, Parade Drumblek, Festival Memedi Sawah yang unik, Bazar UMKM, Fashion Show, Flashmob, pertunjukan Reog, hingga penampilan band yang akan menghibur masyarakat.
“Festival ini benar-benar menjadi panggung kolaborasi yang harmonis antara seni, budaya, ekonomi, kesehatan dan pertanian, dibalut dengan sentuhan kearifan lokal yang begitu epik dan membanggakan. Kegiatan ini juga menjadi salah satu langkah untuk mewujudkan visi Salatiga BEDA menuju Salatiga Mendunia,” ujarnya.
Selain melibatkan masyarakat sekitar, baik dari komunitas, sanggar seni, RT, UMKM, Pokdarwis, festival ini juga menggandeng seniman dari beberapa negara sahabat yang menampilkan memedi sawah versi negaranya masing-masing.
“Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga beserta seluruh pihak yang terlibat penuh dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Teman-teman kinerjanya luar biasa, saya yakin penyelenggaraan festival ini menguras tenaga, waktu dan pikiran, mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga nanti proses evaluasi. Selain sebagai media promosi untuk mengenalkan kepada dunia bahwa di Kota Salatiga ada Agrowisata Sitalang dengan berbagai potensi dan keunikannya, saya berharap festival ini dapat dilaksanakan secara periodik setahun sekali dan menjadi salah satu ikon wisata di Kota Salatiga,” tambahnya.
Robby berharap festival ini menjadi event tahunan di Kota Salatiga, dan masuk menjadi agenda event di Provinsi Jawa Tengah.
“Terima kasih kepada Kepala Disporapar Provinsi Jawa Tengah/mewakili, yang telah hadir dan mendukung kegiatan ini. Kedepan saya berharap agar festival ini mendapatkan dukungan yang lebih luas dan bisa berkolaborasi dengan Pemprov Jateng, serta berkesempatan masuk dalam kalender event Jawa Tengah,” harapnya.
Menyoroti dampak ekonomi desa wisata, Robby akan mendorong masyarakat untuk lebih aktif melestarikan budaya dan lingkungan, memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong serta memberdayakan masyarakat secara sosial. Namun, Robby mengingatkan bahwa pengembangan desa wisata bukanlah tugas yang bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Diperlukan kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan pentahelix yang melibatkan lima unsur utama yaitu pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, komunitas, dan media.
“Pada kesempatan ini, saya kembali mengajak seluruh pihak terkait untuk dapat bersama-sama nyengkuyung upaya-upaya pengembangan desa wisata di Kota Salatiga, salah satunya yakni Agrowisata Sitalang yang sudah genap berusia 5 tahun. Karena kita tahu bahwa di Kota Salatiga kita tidak mempunyai wisata alam, namun desa wisata hadir memberikan angin segar bagi potensi pariwisata di Kota Salatiga,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga, Yayat Nurhayat, AP, M.Si, menjelaskan bahwa Kota Salatiga memiliki kekayaan budaya yang tak ternilai, salah satunya adalah tradisi agraris yang lekat dengan kehidupan masyarakatnya. Memedi sawah (orang-orangan sawah) bukan hanya alat pengusir hama, namun juga simbol kearifan lokal, kreativitas rakyat,dan nilai-nilai spiritual yang diwariskan turun temurun. Dalam era globalisasi penting untuk mempertahankan identitas budaya Sembari menyampaikannya kepada dunia.
“Festival Pasar Sitalang “Mewah Salatiga – Kearifan Lokal Menyapa Dunia ” hadir sebagai sarana untuk merayakan, melestarikan, dan mengenalkan kearifan lokal Kota Salatiga dalam kemasan budaya yang menarik, inklusif, dan bernilai edukatif. Event ini akan menjadi ruang interaksi antara masyarakat lokal, pelaku budaya, wisatawan, dan komunitas internasional,” ujarnya.
Adapun rangkaian kegiatan dalam Festival Sitalang Tahun 2025 yaitu Penampilan spesial memedi sawah dari beberapa negara sahabat, Penampilan memedi sawah dari 26 RT di Kelurahan Kauman Kidul dengan menampilkan kreatiftas masing-masing. Seperti contoh ide kreartif Rt7 Rw 7 yang menampilkan memedi ala spongebob yang dikreasi menarik.
Selain itu juga dimeriahkan Senam Sehat Sitalang, Spesial Flashmob Dance, Parade “Medley Drumblek, Performance Art “RITUS IBU BUMI”, Fashion Show “Pesona Lenggang Sitalang”, Band Performance dan Live Performance Kesenian Tradisional Reog, dan Bazar Pasar Sitalang.(had/naf)