Kab. Semarang- Media internet khususnya media sosial saat menjadi salah satu indikator kasus perceraian yang terjadi saat ini, khususnya penggunaan tik tok dan instagram. Oleh karena itu ada baiknya mulai saat ini aktifitas yang tidak perlu itu bisa dikurangi, bahkan jika perlu ditinggalkan.
Pernyataan itu disampaikan oleh ketua tim penggerak PKK Kabupaten Semarang, Peni Ngesti Nugraha, saat memberikan pembinaan IIKK di kecamatan Suruh (7/12).
Acara digelar oleh Korwilcam Bidang Pendidikan Suruh itu dengan tema Pembinaan ketahanan keluarga.
Didepan sekitar 250 lebih anggota IIKK (Ikatan Istri Karyawan Karyawati) Korwilcam bidang Pendidikan Kecamatan Suruh, Peni dengan tegas meminta agar anggota IIKK khususnya guru yang sudah mendapatkan sertifikasi tidak “tergoda” dengan pria idaman lain (PIL). ” kata Peni.
Meski demikian, dirinya mengaku senang karena sampai saat ini kasus perceraian guru minim di kabupaten Semarang, bahkan di kecamatan Suruh tidak ada.
Ia menambahkan bahwa untuk menjaga ketahanan keluarga di era digitalisasi ini, diharapkan para guru dan istri guru ini peka terhadap pasangannya.
“Program ketahanan keluarga ini juga sebenarnya masuk program dari PKK sendiri oleh karena itu kami juga sangat fokus sekali untuk mensosialisasikannya tidak hanya di guru saja, tapi semua lapisan masyarakat. Oleh karena itu tadi saya sampaikan pasangan harus saling peka terhadap perkembangan zaman, ” katanya.
Disatu sisi, kemajuan teknologi saat ini juga sedikit banyak memberikan dampak buruk bagi ketahanan keluarga, baik terhadap pasangan dan juga anak-anak.
“Banyak sekarang kasus-kasus perselingkuhan dan kenakalan remaja, narkoba, sex bebas, dan yang lainnya yang banyak disebabkan dari kemajuan teknologi di era digital saat ini, misalnya dari media sosial dan aplikasi lainnya, mulai saiki IG lan TikTok dikurangi, ” tegasnya.
Hadir dalam kesempatan itu, kepala Dinas Sosial, Istichomah kepala bidang PTK Disdikbudpora Budi Riyanto dan sejumlah stakeholders lainnya.
“Angka kasusnya sangat kecil sekali ya, se Kabupaten memang kasusnya datang dari seputar wilayah kota di Kabupaten Semarang, untuk wilayah desa-desa nyaris tidak ada,” tambah Budi Riyanto.(aho/red)