Salatiga- Lebih dari 65 peserta yang terdiri dari guru pendidikan dasar Sekolah Dasar (SD) dan SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) kota Salatiga mengikuti workshop tentang penguatan teknologi informasi. Kegiatan yang diinisiasi oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Salatiga menyelenggarakan program yang bertajuk AI Goes to School ini dilaksanakan di aula Ganesha, Dinas Pendidikan Kota Salatiga,Jalan Adi Sucipto no. 2 Salatiga, Selasa (29/7/25).
Kegiatan dilakukan dengan 2 sesi menghadirkan nara sumber yang kompeten dibidangnya. Beberapa materi yang disampaikan antara lain Kecerdasan Artificial (KA), Etika dalam menggunakana Artificial Intelligence, dan Manajemen Promt dengan Pembicara pertama Dr. Agus Triyono,MSi, relawan Mafindo dan juga akademisi Ilmu Komunikasi Udinus. Sementara, pemateri kedua dipandu oleh Yati Kurniawati,MPd penggiat literasi dan juga guru SLTP. Yati pada kesempatan tersebut membedah tentang penggunaan Ai dan tools dalam rangka meningkatkan kualitas dan kemudahan dalam proses belajar mengajar.
Agus dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya memahami lanskap kecerdasan artificial yang mencakup artificial inteligence, machine learning, deep learning, dan generative AI. Keempat hal menurutnya menjadi hal mendasar yang perlu perhatian dalam rangka penguatan teknologi untuk membantu proses pembelajaran.Karena hal itu akan sangat membantu tugas-tugas guru saat praktik di kelas.
Namun demikian, Agus juga menyoroti bahwa berkembangnya AI tersebut dalam dunia pendidikan juga mempertimbangkan etika. Salah satu hal yang sangat penting adalah menekankan integritas akademis.
“Sebagai seorang pendidik harus mampu menjaga integritas akademis, termasuk dalam menggunakan AI dalam proses pembelajaran. Dan, hal ini sudah tidak bisa ditawar lagi sebagai prinsip dalam menjaga marwah pendidikan,” tegas Agus.
Sementara itu, Yati Kurniawati menyoroti pentingnya mengetahui banyak tools aplikasi AI yang mampu mempermudah guru dalam pembelajaran kreatif. Yakni melalui musik, animasi, asessmen, ide projek atau tugas kreatif lainnya.
“Melalui karya kreatif itu akan menumbuhkan motivasi dan minat belajar di kelas. Selain suasana kelas yang interaktif, tentu memudahkan siswa lebih memahami proses pembelajaran,” ujar Yati.
Ia menambahkan, pembelajaran kreatif juga memanfaatkan AI dalam mendukung proses pembelajaran di kelas. Penggunaan Aplikasi Gemini, ChatGPT dan Canva atau sejenisnya menjadi alternatif yang bisa digunakan secara mudah.
“Aplikasi AI sudah semakin canggih. Jadi rugi kalau tidak digunakan secara optimal. Oleh karena bisa dimanfaatkan dengan maksimal,” tambah Yati.
Acara digelar meriah dan menarik, dan didukung beberapa pihak antara lain Pemerintah Kota Salatiga, Diknas Kota Salatiga, Asian Venture Philanthropy Network, Dicoding Indonesia, dan beberapa relawan penggiat literasi nusantara. (had/naf)