KUDUS – Khidmat, itulah gambaran nuansa Kudus Berselawat bersama Habib Ali Zainal Abidin Assegaf dan majelis rebana Azzahir yang diikuti ribuan jemaah Zahir Mania di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Sabtu (9/3) malam. Turut Hadir dalam acara tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Kudus Muhamad Hasan Chabibie bersama perwakilan Forkopimda Kudus didampingi Pj. Sekda dan jajaran, Bupati Rembang Abdul Hafidz, Bupati Blora Arief Rohman, stakeholder terkait, dan para alim ulama lainnya.
Penjabat Bupati Kudus Hasan Chabibie berharap dengan diselenggarakannya Kudus Berselawat akan membawa Kabupaten Kudus dalam keberkahan dan limpahan rahmat sehingga tercipta wilayah yang aman, damai, dan kondusif.
“Semoga dengan ikhtiar kita bersama dengan berselawat akan mendatangkan keberkahan dan limpahan rahmat dari Gusti Allah sehingga wilayah kita dapat dipelihara kondusifitasnya,” harapnya.
Dikatakannya, tahun ini sangat spesial dikarenakan adanya Kudus Berselawat yang merupakan bagian dari rangkaian penyelenggaraan ‘Tradisi Dandangan’ untuk menyambut bulan suci Ramada. Tradisi Dandangan sendiri merupakan kebudayaan yang diwariskan oleh Sunan Kudus Syekh Ja’far Shadiq yang perlu dilestarikan keberadaannya sebagai salah satu identitas Kabupaten Kudus.
“Tahun ini sangat spesial, karena kegiatan ini merupakan rangkaian dari ‘Tradisi Dandangan’. Untuk itu, tradisi peninggalan Sunan Kudus ini harus kita uri-uri keberadaannya,” jelasnya.
Sebagai penjabat kepala daerah, pihaknya sangat mengapresiasi atas terselenggaranya Kudus Berselawat. Hal tersebut tentu sangat selaras dengan marwah Kabupaten Kudus sebagai ‘Kota Santri’ yang identik dengan kentalnya kegiatan keagamaan.
“Alhamdulillah acara berjalan lancar, sangat apresiasi. Kegiatan keagamaan seperti ini dampaknya sangat positif karena selaras dengan marwah kita sebagai Kota Santri,” ucapnya.
Sementara itu di sela memimpin selawat, Habib Ali Zainal Abidin Assegaf berpesan kepada seluruh jemaah untuk khusyuk melantunkan untaian kalimat selawat pada junjungan umat Islam, Nabi Muhammad SAW dengan harapan akan mendapatkan syafaat di hari kiamat kelak.
“Mari bersama kita khusyuk berselawat. Kehadiran panjenengan di sini niatkan mencari syafaat, jangan sekedar berburu dokumentasi untuk dipasang dalam sosial media,” pesannya.
Menyampaikan tausiahnya, KH. Ahmad Nadhif Abdul Mujib (Gus Nadhif) pengasuh Ponpes Al-Husna Kajen, Pati menerangkan, kata Dandangan berasal dari suara bedug yang dipukul di Alun-alun Kulon yang bermaksud untuk menyerukan pada masyarakat akan kedatangan Kanjeng Sunan Kudus untuk mengumumkan datangnya bulan Ramadan.
“Dandangan berasal dari suara bedug yang dipukul para santri terdahulu. Dari berkumpulnya masyarakat, di situlah terjadi transaksi jual beli sembari menunggu pengumuman dari Kanjeng Sunan Kudus akan datangnya bulan Ramadan,” terangnya. (aho/red)