Semarang- Berkontribusi dalam rangka Hari Bumi (Earth Day) yang jatuh pada pekan lalu yakni 22 April 2024, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) melakukan gerakan penghijauan. Bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang dengan menanam bibit pohon Jumat (26/4).
Dr dr Istiqomah sebagai ketua panitia menyebutan sedikitnya lebih dari 70 bibit pohon tabebuya (warna pink dan putih) dari PT Mertha Jaya Medika telah ditanam. Sementara, 18 bibit tanaman cemara laut 4 asam, 3 sawo kecik dan 5 bungur bantuan dari DLH Kota Semarang tersebut ditanam di lingkungan FK Unissula, Jalan Kaligawe Semarang.
Gerakan penanaman pohon ini merupakan gerakan untuk memperingati Hari Bumi dan tadabbur alam (kepedulian kepada lingkungan atas dasar kecintaan pada Allah).
Penanaman bibit pohon diikuti oleh pejabat struktural, karyawan, mahasiswa FK Unissula dan mahasiswa pecinta alam dokter (Mapadok). Acara diawali dengan senam bersama yang kemudian dilanjutkan dengan menanam bibit pohon.
Dekan FK Unissula, Dr dr Setyo Trisnadi SH SpKF mengatakan, penanaman bibit pohon ini sebagai bentuk komitmen FK Unissula untuk turut menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Harapan kami kerjasama ini akan berlanjut pada kesempatan mendatang. Lingkungan FK Unissula butuh ekosistem yang baik. Sebelumnya, juga telah dilakukan penebaran bibit ikan di danau FK Unissula,” tegasnya.
Indriana Puspita Widyasari ST MT, Kepala Sub Koordinator Konservasi Keanakaragaman DLH Kota Semarang mengatakan, pihaknya menyerahkan bibit tersebut diharapkan bisa tumbuh dengan subur dan berkontribusi untuk memberi kesejukan lingkungan.
“Jadi, kita memang membidik lahan kosong, lahan tidur, dan lahan tak bertuan untuk bisa ditanami dan dijadikan kawasan konservasi. Termasuk penanaman di lingkungan kampus. Tujuannya adalah menambah ruang terbuka hijau dan hutan kota yang saat ini makin berkurang di Kota Semarang. ,” tambahnya.
Ditambahkan, DLH Kota Semarang juga menanam bibit pohon di sekitar embung dan kolam untuk meningkatkan daya tarik destinasi wisata dan menjaga mata air. Misalnya di polder Muktiharjo Kidul, embung Kaligawe, dan daerah Sukorejo Gunung Pati, yang tanahnya kritis dan bergerak. Juga menanam pohon gayam di lingkungan Kecamatan Gayamsari, pohon kedungmudu di Kedungmundu untuk mengangkat kearifan lokal.
Pohon-pohon tersebut selain memberi manfaat untuk peneduh, menjaga mata air, dan ketersediaan Oksigen (O2), juga bisa dijadikan habitat burung, kupu-kupu, capung, dan lainnya.(gus/red)