Sebelumnya pekan lalu Bupati Demak bersama Wakil Bupati Muhammad Badruddin serta jajaran Forkopimda mengunjungi Kasepuhan Kadilangu di Pendopo Notobratan.
Dalam kunjungan tersebut Sesepuh Kadilangu, HR. Muhammad Cahyo Iman Santoso menyampaikan rasa syukur atas kesempatan bersilaturahmi dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Demak.
“Bertemu bersilaturahmi dalam rangka pisowanan balasan, semoga pertemuan ini membawa barokah. Budaya dan tradisi seperti ini dapat terus dilanjutkan dengan inovasi-inovasi baru tanpa menghilangkan pakem,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Sesepuh Kadilangu juga mengundang Bupati Demak beserta jajaran untuk mengikuti prosesi penjamasan pusaka eyang Kalijaga, yaitu ageman kotang onto kusumo dan Kyai Cerubuk.
Dalam Penjamasan tersebut menggunakan ramuan khusus dari 4 unsur minyak kenanga, gaharu, cempaka, dan melati (keraton), dicampur dengan minyak kelentik dari pohon kelapa yang berasal dari Jogjakarta.
Proses pembuatan minyak kelentik tersebut memiliki aturan khusus, yakni menggunakan kelapa yang menghadap timur, dengan buah berjumlah tujuh, tidak boleh menyentuh tanah, dan diolah oleh ibu-ibu yang sudah menopause atau janda yang berpuasa selama tiga hari. Dari proses tersebut, akan dihasilkan 11 liter minyak yang digunakan dalam prosesi penjamasan.
Kearifan Lokal Tak Ternilai
Bupati Demak Esti’anah mengucapkan terima kasih atas kunjungan balasan dari Sesepuh Kadilangu beserta keluarga besar ahli waris Sunan Kalijaga.
“Atas nama pribadi maupun Pemerintah Kabupaten Demak, saya mengucapkan sugeng rawuh kepada Sesepuh Kadilangu, Bapak HR. Muhammad Cahyo Iman Santoso beserta keluarga besar ahli waris Sunan Kalijaga. Kehadiran panjenengan adalah kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi kami,” kata Esti’anah.
Menurutnya, pertemuan ini menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat untuk terus menjaga akar sejarah, melestarikan nilai-nilai kearifan lokal, dan menghidupkan kembali dalam tata kelola pemerintahan serta kehidupan sosial kemasyarakatan.
Ia juga menegaskan bahwa tradisi budaya seperti Grebeg Besar merupakan warisan berharga yang harus terus dilestarikan. Selain sebagai simbol syukur dan penghormatan kepada para Wali, khususnya Sunan Kalijaga, Grebeg Besar juga menjadi daya tarik wisata unggulan Kabupaten Demak.
“Alhamdulillah, dari tahun ke tahun ribuan orang, baik dari dalam maupun luar daerah datang untuk menyaksikan dan ngalap berkah dari seluruh rangkaian Grebeg Besar. Tentunya kita berharap kegiatan ini memberi kesan baik bagi masyarakat, tamu, dan wisatawan,” lanjutnya.
Pada pisowanan tersebut rombongan Kasepuhan Kadilangu di sambut oleh prajurit keraton Demak yang berjajar di depan pendopo dan tarian gambyong ilir-ilir. Selesai pisowanan Rombongan di kawal saat pulang dengan di iringi oleh Duta Wisata Demak.(apj/agt).