Batang- Mengantisipasi cuaca ekstrem dan puncak musim hujan PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi. Salah satunya dengan menerapkan berbagai langkah proaktif dan sigap sebagai bentuk mitigasi resiko. Diantaranya dengan melakukan inspeksi lapangan secara langsung di lapangan.
Direktur Operasi dan Teknik, I Made Kartu, serta manajemen KITB terjun ke lokasi untuk memastikan percepatan pembuatan Sistem Drainase Temporer, Sabtu (30/12).
Made menyampaikan konsep drainase temporer tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya potensi limpasan air hujan yang dapat terjadi akibat konstruksi pematangan lahan.
“Saat ini sedang proses dikerjakan di beberapa area kawasan, terutama yang berdekatan dengan jalan tol dan jalur kereta api, ini kami coba antisipasi agar tidak ada resiko,” ujar Made.
Pihaknya mengaku drainase ini nantinya akan mengalirkan air hujan ke hulu sungai mata air. Harapannya dapat mengurangi resiko genangan air, sehingga memastikan kelancaran proses konstruksi.
“Pembuatan sistem drainase yang efektif menjadi salah satu hal penting dalam merancang dan melaksanakan pekerjaan pematangan lahan,” tambah Made.
Ditambahkan, drainase ini tidak hanya untuk meningkatkan keamanan konstruksi, tetapi juga untuk mencerminkan komitmen KITB yang beroperasi dengan memperhatikan dampak lingkungan,” tegasnya.
Pihaknya juga merasa yakin bahwa langkah-langkah yang diinisiasi oleh KITB ini akan memberikan kontribusi positif terhadap kelancaran dan keberhasilan proses pematangan lahan.
“Kami (KITB) berkomitmen untuk menjaga standar tertinggi dalam setiap aspek pembangunan, termasuk perlindungan dan keberlanjutan. Harapannya ini dapat sesuai dengan apa yang telah direncanakan,” tambahnya.
Selain itu, KITB juga telah menyiapkan langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya luapan air hujan ke jalur kereta api, yaitu dengan cara membangun tambahan drainase pada sisi lahan yang berdekatan dengan rel kereta api. Proses pematangan lahan menjadi penanda akan dimulainya pengembangan lahan di Cluster 1 Fase 2 yang mencakup 400 Ha.
Seperti diketahui, proses tersebut menurut Made juga sudah didukung penuh oleh Kementerian PUPR. Hal itu akan akan berorientasi pada perataan dan pemadatan tanah serta earthwork (gali timbun tanah) untuk memastikan lahan siap dibangun oleh investor.
Proses pematangan lahan yang dimulai sejak akhir November 2023 lalu tersebut akan selesai pada bulan Agustus 2024.(had/red)