Salatiga-Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) dinilai memiliki peran strategis untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan sosial di masyarakat. IPSM membantu pemerintah untuk mendukung program dan kebijakan penanganan kesejahteraan sosial di tengah kondisi masyarakat yang kompleks. Demikian disampaikan Pj. Wali Kota Salatiga Yasip Khasani saat mengukuhkan Pengurus Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) periode 2024-2029 yang berlangsung di Ruang Kaloka Gedung Setda Salatiga, Senin (15/7).
Yasip berharap melalui kepengurusan yang baru, kinerja IPSM dapat semakin terlihat nyata, sebagaimana filosofi sapu lidi yang akan tampak manfaatnya jika dalam keadaan terikat sebagai satu kesatuan. “Besar harapan saya agar organisasi ini mampu menjadi ruang untuk mempererat jalinan kerja sama, baik antara pengurus, anggota, maupun seluruh stakeholder yang terlibat. Juga menjadi ruang untuk membangun pondasi organisasi yang kokoh, berlandaskan nilai-nilai kejujuran, integritas, dan dedikasi yang tinggi. Dengan bekerja sama secara sinergis, saya yakin IPSM Kota Salatiga akan mampu mengatasi setiap tantangan yang muncul, dan mampu mewujudkan visi misi organisasi secara tepat sasaran dan tepat manfaat,” kata Yasip.
Lebih jauh, Yasip berpesan kepada IPSM untuk membantu pemerintah dalam mencari rumus untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan kemiskinan ekstrim, sehingga dapat dilaksanakan secara tematik dan tidak disamaratakan. Sebab, diindikasikan banyak orang yang berpenampilan miskin untuk menyembunyikan kekayaannya.
“Sebenarnya dari indikator miskin dan miskin ekstrim itu apa ? Apakah karena tempat tinggalnya, apakah karena kebersihannya, apakah karena jenis pekerjaannya atau apa? Coba carilah formulasi untuk mengentaskan hal tersebut. Sebab, ada loh orang yang penampilannya miskin tapi sebenarnya dia orang kaya,” ungkap Yasip.
Berdasarkan catatan dari Disdukcapil ada 15 ribu balita di Kota Salatiga, namun balita yang datang ke Posyandu hanya sekitar 10ribu. Yasip meminta IPSM untuk membantu mendapatkan informasi terkait ketimpangan data tersebut, karena dari 10 ribu bayi yang terdata di posyandu tersebut, ada sekitar 524 balita stunting.
“Ini juga harus kita identifikasi satu-satu. Mereka itu stunting karena apa. Apakah karena kekurangan gizi, apakah faktor keturunan, atau karena pola asuh yang tidak benar. Ini juga harus kita identifikasi masing-masing, sehingga penanganan 524 balita ini adalah penanganan secara individu. Perlu melibatkan tenaga medis dan ahli gizi, sehingga pemberian makanan tambahannya nanti tidak sama. Tidak bisa disamaratakan,” jelas Yasip.
Ketua IPSM terpilih, Supardi menuturkan bahwa IPSM merupakan sekumpulan warga masyarakat yang atas dasar rasa kesadaran dan tanggung-jawab serta didorong oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan dan kesetiakawanan secara sukarela membantu Pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Organisasi sosial ini ada di tingkat pusat, provinsi, kota, kecamatan dan kelurahan. “Visi IPSM adalah terciptanya pekerja sosial masyarakat yang handal sebagai pilar partisipasi masyarakat dan sebagai mitra pemerintah dalam penyelenggaraan kejahteraan sosial di Kota Salatiga,” kata Supardi.(had/red)